MAKALAH PENGUJIAN PERAWATAN BETON (CURING)

 

BAB I

DASAR TEORI

 

1.1 Pengertian Beton

Beton menjadi salah satu material dalam konstruksi yang paling dominan. Beton banyak digunakan dalam konsruksi gedung, jalan, bangunan air, jembatan dan sebagainya. (Analisis et al. 2012) Mudahnya perawatan beton menjadikan material ini banyak diminati. Bahan penyusun beton sendiri terdiri dari semen, agregat, air dan bahan tambah.

Bahan tambah beton atau biasa disebut admixture dibedakan menjadi dua yaitu, chemical admixture (bersifat kimiawi) dan additive (bersifat mineral). (Sambowo and Rismunarsi 2014) Penggunaan bahan tambah ditujukan untuk mengubah ataupun memperbaiki sifat beton agar cocok dengan kebutuhan dan pekerjaan tertentu seperti mempercepat dan memperlambat pengikatan, mempermudah workability, meningkatkan kuat tekan.(Rahmat, Hendriyani, and Anwar 2016) Salah satu admixture yang ada yaitu Master Ease. Admixture Master Ease menurut brosur BASF tergolong type F yaitu Water Reducing, High Range Admixtures yang berfungsi menjadikan viskositas beton lebih rendah sehigga memudahkan pemompaan dan menempatkan beton dengan perbandingan air atau semen yang relatif rendah.(Technology n.d.).

Melihat pentingnya penggunakan admixture dalam pembuatan beton, maka dalam peneitian ini akan dilakukan penambahan admixture mater ease dalam pembuatan beton dengan prosentase penambahan 1.5% dan 3%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penambahan admixture Master Ease terhadap jumlah penggunaan air dan kuat tekan beton Fc’ 21,7 MPa pada umur 28 hari.

Faktor penyebab keruntuhan yang tidak kalah pentingnya adalah quality control terhadap pelaksanaan pekerjaan. Salah satu aspek yang paling penting adalah dalam menentukan kekuatan beton. Kekuatan menjadi tinjauan yang penting karena dalam setiap desain dan perencanaan membutuhkan data kekuatan dari material.

1.2 Pengertian Perawatan Beton

Perawatan beton merupakan prosedur yang digunakan untuk mempercepat proseshidrasi beton, menjaga kestabilan temperatur dan perubahan kelembaban di dalammaupun di luar beton itu sendiri.

Dengan menjaga kelembaban beton, lekatan antara pasta semen dan agregat akanmenjadi sangat bagus sehingga hal ini akan menjadikan beton berkwalitas baik, kuat dantahan lama. Sebaliknya penguapan air paska pengecoran menjadikan beton menjadi jelek.

Reaksi kimia yang terjadi pada pengikatan dan pengerasan beton tergantung pada pengadaan airnya. Saat keadaan normal meskipun jumlah air yang tersedia cukup untuk hidrasi penuh selama proses pencampuran , perlu juga adanya jaminan bahwa masih adaair yang tertahan atau jenuh untuk memungkinkan kelanjutan pengikatan dan pengerasan beton. Penguapan dapat menyebabkan kehilangan air yang cukup berarti sehinggamengakibatkan terhentinya proses hidrasi dan akibatnya berkurangnya peningkatankekuatan. Selain itu penguapan dapat mengakibatkan timbulnya tegangan tarik yangmungkin menyebabkan retak kecuali bila beton telah mencapai kekuatan yang cukupuntuk menahan tegangan.

Perawatan beton minimal dilakukan selama 7 (tujuh) hari dan beton berkekuatan awaltinggi minimal selama 3 (tiga) hari serta harus dipertahankan dalam kondisi lembabkecuali jika dilakukan perawatan yang dipercepat. Beton yang masa perawatannya dijagadengan baik, disamping lebih kuat dan lebih awet terhadap agresi kimia, beton juga lebihtahan terhadap aus karena lalu lintas dan lebih kedap air.

Perawatan beton dengan berbeda-beda keadaan lingkungan memiliki masa perawatanyang berbeda pula. Keadaan lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan yang lembabatau dalam ruangan, musim panas dengan angin kering serta keadaan yang tak tercakupoleh dua keadaan tersebut. Pada keadaan yang kedua yaitu negara beriklim panas padaumumnya, dipersyaratkan masa perawatan minimal 2 hari dengan catatan bahwa semenyang digunakan adalah semen portland biasa dan suhu beton dijaga tetap di atas 10°C.Tetapi untuk keadaan musim panas dengan angin kencang masa perawatannya kurang lebih 2 kali lipat nya. Untuk keadaan yang lembab atau dalam ruangan tak diperlukansyarat khusus.

Fungsi utama dari perawatan beton adalah untuk menghindarkan beton dari :

a. Kehilangan air semen yang banyak pada saat-saat setting time concrete

b. Kehilangan air akibat penguapan pada hari-hari pertama.

c. Perbedaan suhu beton dengan lingkungan yang terlalu besar.

 

 

 

 

Water Curing

Water curing pada beton berpenguh kuat pada ; final strength, shrinkage, cracking, abrasion,, absorbtion, penetration, and surface apperance, Bahri (2010). Hal-hal yang berpengaruh pada keberhasilan water curing adalah; time of curing, humidity of curing, and temperatrur of curing, Roosyanto (2010).

Pembasahan dengan air beton pasca bakar, mengembalikan kekuatan dengan membangun βCSH dalam kristalnya, Partowiyatmo dan Sudarmadi (2004), Sambowo dan Mediyanto (2008).

Perawatan dengan pembasahan air selama 28 hari pada beton ringan metakaolin berserat aluminium, Mediyanto dkk. (2009-2011), dapat meningkatkan kuat tekan rata-rata, modulus elastisitas rata-rata, kuat belah rata-rata, dan modulus runtuh rata-rata sebesar berturut-turut 38,46%, 44,47 %, 85,12%, dan 25,21%. Ini berarti bahwa usaha pembasahan dengan air membantu pemulihan tubermorit (CSH) sebagai unsur yang menentukan kekuatan beton perlu dikaji secara mendalam.

Dalam penelitian ini dilakukan perawatan/pembasahan air dengan berbagai intensitas selama 14 hari, 28 hari, 42 hari, dan 56 hari untuk mendapatkan waktu minimum agar didapat pemulihan maksimal.

Sifat tahan api (fire resistance) unsusr-unsur bangunan secara umum diukur dan ditetapkan menurut standar ASTM E 119. Daya tahan didefinisikan sebagai lamanya bahan bertahan terhadap kebakaran standar sebelum titik kritis akhir pertama dicapai. Sifat-sifat fisik baja dan beton akan dipengaruhi oleh factor lingkungan, diantaranya adalah suhu. Pada suhu yang sama dengan suhu yang dijumpai pada kebakaran, kekuatan dan modulus elastisitas berkurang.

Sisa tegangan beton ringan dalam % dari nilai awal akibat kenaikan suhu berturut-turut; 200°C, 300°C, 400°C, 500°C, 600°C, 650°C, 700°C, 800°C, dan 850°C adalah berturut-turut; 95%, 92%, 90%, 85%, 90%, 95%, 75%, 60% dan 50% (Abram, 1987).nSisa modulus elastisitas beton ringan dalam % dari nilai awal akibat kenaikan suhu berturut-turut; 200°C, 300°C, 400°C, 500°C, 600°C, dan 700°C, adalah berturut-turut; 65%, 55%, 40%, 38%, 35%,dan 30% (Cruz, 1987). Angka muai beton ringan akibat kenaikan suhu berturut-turut; 200°C, 300°C, 400°C, 500°C, 600°C, 700°C, dan 800°C adalah berturut-turut; 0,0011, 0,0020, 0,0027, 0,0040, 0,0051, 0,0062, dan 0,0073 (Gustafero, 1987).

Lebih jauh Gustaferro menjelaskan bahwa beton bertulang structural yang menerus atau bersifat statis tak tentu akan mengalami perubahan tegangan bila terbakar. Perubahan tegangan ini diakibatkan oleh gradient suhu dalam elemen-elemen structural atau perubahan kekuatan bahan-bahan struktural pada suhu tinggi, atau keduanya.

Partowiyatmo dan Sudarmadi (2004) melaporkan bahwa kekuatan sisa dari beton struktur yang habis mengalami pendinginan setelah terbakar akan tergantung dari suhu tertinggi selama kebakaran berlangsung, campuran yang digunakan dan kondisi pembebanan selama mengalami kebakaran. Disamping itu, karena karakteristik dari perpindahan panas maka hanya temperature di bagian terluar yang meningkat sangat drastic sementara dibagian dalam temperature lebih rendah, tergantung dari kedalaman dari kulit terluar. Sebagai contoh dalam penelitian Amir dan Sudarmadi dengan benda uji kolom 30 x 40 x 1500 cm3 yang mengalami pemanasan sampai dengan suhu 1000 oC, di bagian kulit beton suhunya mencapai 835 oC. Akan tetapi temperature di dalam beton masing-masing hanya 150 oC untuk kedalaman 7,5 cm dan 100 oC untuk kedalaman 10 cm walaupun tulangan baja yang berjarak 2,5 cm bertemperatur cukup tinggi 650 oC. Hal ini menunjukan bahwa suhu luar pembakaran dapat jauh berbeda dengan suhu/temperature di dalam beton. Hal ini pula yang menjadikan penelitian ini sangat menarik, khususnya perubahan sifat dan kekuatan tulangan baja dalam beton ringan dengan berbagai variasi bahan tambah didalamnya.

Dari air beton. Curing adalah metode curing terbaik karena memenuhi semua persyaratan curing seperti hidrasi semen, penghapusan susut dan penyerapan panas air hidrasi. Curing umumnya dilakukan dengan cara yang berbeda seperti emosi. Ponding penyemprotan semua fogging dan yang meliputi jenis perawatan air yang diadopsi berdasarkan persyaratan beton?

Itu adalah beton pracetak. Item biasanya direndam dalam tangki pengawetan. Untuk jangka waktu tertentu pengikatan diadopsi untuk perkerasan. Pelat atap lab Dll Penyemprotan atau fogging dilakukan pada dinding penahan vertikal, atau permukaan yang diplester atau kolom beton, Dll. Dalam beberapa kasus penutup basah seperti basah. Tas goni, Anyaman Jude kain goni, jerami, dll. Saya rap ke permukaan vertikal untuk menjaga lebar beton terpisah, dari empat ini, permukaan horizontal serbuk gergaji Tanah atau pasir juga digunakan sebagai mobil basah.

Perlu menjaga beton dan kondisi basah untuk waktu yang lebih lama, sehingga beton tidak terlalu kering untuk mencegah hidrasi. Ini semua adalah metode yang diadopsi untuk air.

 

Membrane Curing

Membran yang digunakan untuk perawatan merupakan penghalang fisik untuk menghalangi penguapan air. Bahan yang digunakan harus kering dalam waktu 4 jam (sesuai final setting time), dan membentuk selembar film yang kontinyu, melekat dan tidak bergabung, tidak beracun, tidak selip, bebas dari lubang-lubang halus dan tidak membahayakan beton.

Lembaran plastik atau lembaran lain yang kedapa air dapat digunakan dengan sangat efesien. Perawatan dengan menggunakan membran sangat berguna untuk perawatan pada lapisan perkerasan beton (rigid pavement). Cara ini harus dilaksanakan sesegera mungkin setelah waktu pengikatan beton. Perawatan dengan cara ini dapat juga dilakukan setelah atau sebelum perawatan dengan pembahasan.

Membran yang dimaksud adalah penghalang fisik yang bertujuan untuk mencegah penguapan air pada beton. Bahan yang digunakan sebagai membran harus kering dalam kurun waktu 4 jam, berbentuk selembar film, melekat dengan baik, bebas dari lubang halus, dan tidak mengandung racun agar tidak membahayakan beton.

Perawatan dengan penghalang membran ini adalah pilihan terbaik jika lokasi pengecoran beton tidak memiliki sumber air yang cukup. Cara ini dapat dikatakan fleksibel karena bisa dilakukan pada sebelum atau sesudah pembasahan beton. Beberapa contoh sistem perawatan curing beton membran yaitu menggunakan kain geotextile, plastik cor, terpal dan sebagainya

Di beberapa tempat di mana terjadi kekurangan air yang akut, pengeringan mungkin tidak dapat dilakukan karena alasan ekonomi. Kita tahu bahwa perawatan beton dilakukan karena air yang ditambahkan ke dalam beton menguap setelah ditempatkan. Jika pengawetan air tidak memungkinkan, penutup dengan membran akan secara efektif menutup penguapan air dari beton. Namun, sejumlah kecil air disemprotkan sebelumnya, menutupi dengan membran. Ada sejumlah besar senyawa penyegel yang dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa bahan yang umum digunakan adalah senyawa bitumen, polietilen atau poliester. Untuk film tahan air, senyawa karet kertas, dll. Jadi awalnya, senyawa bitumen digunakan untuk tujuan ini, karena senyawa bitumen berwarna hitam. Ini menyerap panas dari beton. Ketika dikonversi ke permukaan atas beton. Hal ini menyebabkan peningkatan suhu dalam tubuh beton, yang tidak diinginkan. Jadi bahan modifikasi lainnya yang tidak berwarna hitam terus berlanjut.

Namun, senyawa humanis yang dilapisi kapur digunakan sebagai kapur untuk mencegah penyerapan panas.

Untuk mendapatkan hasil terbaik. Sejumlah kecil air disemprotkan sebelum ditutup dengan membran. Biasanya dua atau tiga lapis mungkin diperlukan untuk langit-langit permukaan yang efektif untuk mencegah penguapan air. Alasan penggunaan memori dan perawatan yang besar adalah karena peningkatan volume konstruksi kekurangan kebutuhan air untuk konservasi air, peningkatan biaya tenaga kerja dan ketersediaan efektif. Pengobatan. senyawa. Perawatan membran biasanya disebut untuk perawatan.

Sekarang melapisi atap miring dan permukaan bertekstur Perkerasan beton. Dalam hal kertas kedap air atau film polietilen digunakan sebagai membran, perawatan yang cukup harus dilakukan untuk memastikan tidak ada tusukan. Ini membersihkan membran. Harus diperiksa apakah lapping yang memadai diberikan di persimpangan dan lap ini disegel secara efektif.

 

Curing By Application Of Heat

Perkembangan kekuatan beton tidak hanya merupakan fungsi dari waktu tetapi juga suhu. Ketika beton mengalami suhu yang lebih tinggi, itu mempercepat proses hidrasi yang menghasilkan pengembangan kekuatan yang lebih cepat. Beton tidak dapat mengalami panas kering untuk mempercepat proses hidrasi karena adanya kelembaban juga merupakan syarat penting. Oleh karena itu, menundukkan beton ke suhu yang lebih tinggi dan mempertahankan kebasahan yang diperlukan dapat dicapai dengan menundukkan beton pada perawatan uap.

Sebelum perawatan dengan penguapan dilaksanakan, beton harus dipertahankan terlebih dahulu dan berada pada suhu 10°-30°C selama beberapa jam. Perawatan dengan penguapan berguna pada daerah yang mempunyai musim dingin. Perawatan ini harus diikuti dengan perawatan dengan pembahasan setelah lebih dari 24 jam, minimal selama umur 7 hari, agar kekuatan tekan dapat tercapai sesuai dengan rencana pada umur 28 hari. Perawatan dengan penguapan dilakukan dengan 2 cara yaitu :

  • Perawatan dengan tekanan yang rendah berlangsung selama 10-12 jam dengan tekanan berkisar antara 40°-55°C
  • Perawatan dengan tekanan tinggi berlangsung selama 10-16 jam dengan tekanan pada suhu 65°-95°C, dengan suhu akhir 40°-55°C.

 

Kita semua tahu bahwa perkembangan kekuatan beton tidak hanya bergantung pada waktu. Tetapi juga suhu lingkungan. Jadi, ketika beton mengalami suhu yang lebih tinggi, itu mempercepat proses hidrasi yang menghasilkan retensi kekuatan yang lebih cepat. Karena keberadaan uap air sangat penting, beton tidak dapat mengalami panas kering untuk mempercepat proses hidrasi. Oleh karena itu, menundukkan beton ke suhu dan rata-rata yang lebih tinggi, sambil mempertahankan kebasahan yang diperlukan dapat dicapai dengan setiap proses uap, perawatan inframerah, perawatan atau curing listrik. Karena metode perawatan ini membuat beton mencapai kekuatan lebih cepat. Ini memiliki banyak keuntungan seperti pengaturan waktu yang dipercepat. Waktu yang dibutuhkan untuk curing, nya kurang Dll.

Tetapi metode ini paling sering diadopsi dalam perawatan elemen prefabrikasi. Metode curing yang berbeda, dengan penerapan panas, curing uap kami pada tekanan biasa, curing uap pada tekanan tinggi, curing dengan inframerah, curing radiasi dan listrik.

Electrical Curing

Ide untuk meningkatkan suhu curing beton segar dengan melewatkan listrik bolak-balik saat ini melalui itu, adalah subjek paten! Diambil oleh insinyur Swedia Brund dan Bohlin di 1932. Metode yang disebut sebagai curing listrik, telah digunakan di Rusia dan di Benua pada a skala komersial sebagai sarana untuk menjaga beton pada a suhu jauh di atas titik beku selama musim dingin. 2 Secara umum diterima bahwa proses memiliki tidak berpengaruh pada kekuatan beton selain itu karena adanya perubahan suhu. Walaupun metode ini tampaknya tidak digunakan dalam hal ini negara karena musim dingin tidak terlalu parah 3, beberapa aspek dari teknik curing listrik memiliki telah diperiksa sebagai pendahuluan untuk menyampaikan bagian-bagian dari lantai beton di ruang penyimpanan dingin di normal suhu pendinginan, yaitu 10-20 ° F.

Curing listrik langsung dari bahan semen adalah prosedur di mana arus listrik dilewatkan langsung melalui sampel (bertindak sebagai resistor) untuk menghasilkan efek pemanasan, sehingga meningkatkan tingkat awal hidrasi.

Keuntungan utama dari proses DEC adalah (Bredankamp et al 1993):

1. DEC adalah salah satu metode yang paling hemat energi untuk mempercepat penyembuhan konkret.

2. Permintaan daya listrik untuk proses ini mungkin selama jam sibuk ketika tersedia tarif listrik yang lebih murah.

3. Karena kekuatan awal yang tinggi, proses pengawetan selesai sebelum dimulainya shift berikutnya.

4. Setelah pengeluaran modal awal untuk peralatan, biaya operasional DEC adalah: jauh lebih rendah daripada panas yang diterapkan secara eksternal (uap, autoklaf, dll.)

5. DEC menawarkan kontrol yang tepat dari siklus curing, yang mengarah ke kerusakan minimal dan kontrol kualitas yang ditingkatkan.

6. Dibandingkan dengan metode pengawetan normal, penggunaan kembali penutup dapat ditingkatkan sebesar 2-3 kali. Peningkatan dalam penggunaan kembali ini meningkat selama bulan-bulan musim dingin

Perawatan listrik beton. Perawatan listrik beton secara luas diadopsi di iklim yang sangat dingin seperti daerah. Selain penggunaan metode ini dalam biasa, kondisi iklim ditemukan tidak ekonomis. Dalam metode ini, beton disembuhkan dengan cara passing. Sebuah arus bolak-balik melalui beton antara dua, elektroda dalam bentuk pelat ditempatkan seluruh area sisi yang berlawanan. Beda potensial antara pelat dipertahankan sebagai 30 volt atau 60 volt. Kehati-hatian yang memadai harus dilakukan untuk mencegah keluarnya kelembaban sepenuhnya dari beton. Dengan metode curing listrik, beton dapat mencapai kekuatan normal 28 hari dalam jangka waktu tiga hari. Namun, metode ini benar-benar diadopsi karena mahal

Steam Curing

Metode uap panas merupakan salah satu metode mempercepat perawatan beton.Ada 2 jenis perawatan beton dengan uap panas yaitu :-

            Perawatan dengan uap panas tekanan rendah. Perawatan dengan cara ini adalahuntuk mempercepat waktu pemeliharaan yang dapat dilakukan pada tekananatmosfir dan temperatur di bawah 100°C dan dimaksudkan untuk menghasilkansiklus pekerjaan yang pendek pada industri beton pracetak.-

 

Perawatan dengan uap panas tekanan tinggi berbeda dengan metode pemeliharaandengan uap bertekanan rendah dan bertekanan atmosfir. Metode ini digunakan bila diperlukan pekerjaan beton yang memerlukan persyaratan berikut :

1. Diperlukan kekuatan awal tinggi dan kekuatan 28 hari dapat dicapai dalamwaktu 24 jam.

2. Diperlukan keawetan yang tinggi dengan ketahanan terhadap serangan sulfatatau bahan kimia lainnya, juga terhadap pengaruh pembekuan atau temperatur yang tinggi.Kedua jenis perawatan dengan uap memerlukan waktu dan biaya yang berbeda.Waktu perawatan dengan tekanan tinggi lebih cepat dibanding dengan yang bertekanan rendah.

Perawatan uap pada tekanan biasa umumnya diadopsi untuk elemen beton pracetak. Penerapan steam curing dan lokasi konstruksi akan menjadi tugas yang sedikit sulit. Namun, uap, pengawetan di lokasi dilakukan dengan membentuk jaket uap, dengan bantuan terpal atau lembaran polietilen tebal. Tapi ternyata tidak efisien di dalam steam, curing pada tekanan biasa dilakukan pada elemen prefabrikasi, disimpan di dalam chamber. Ruang harus cukup besar untuk menampung produksi sehari. Pintu ditutup dan uap diterapkan baik terus menerus atau sebentar-sebentar. Hidrasi yang dipercepat terjadi pada suhu yang lebih tinggi dan produk beton kembali dalam 28 hari, kekuatan Beton normal dalam waktu sekitar 3 hari.

Di pabrik-pabrik besar dan prefabrikasi. Mereka memiliki sarana jangkauan penyembuhan Donald. Duniawi yang cukup, dimensi dipertahankan pada suhu yang berbeda. Produk beton dipasang, troli bergerak dengan kecepatan yang sangat lambat, menundukkan produk beton, secara bertahap ke suhu yang diperlukan. Troli tetap diam untuk sementara waktu dan akhirnya ditarik keluar dari terowongan. Pengaruh suhu Turing terhadap kekuatan beton ditunjukkan pada grafik. Perawatan uap umumnya diadopsi untuk elemen pracetak, terutama bantalan beton prategang. Untuk pengembangan kekuatan yang cepat. Beberapa jenis semen khusus sedang digunakan. Garis yang telah digunakan di jembatan sedang disembuhkan dengan proses ini, tetapi siklus pengeringan uap yang khas pada tekanan biasa ditampilkan di layar. Ini terdiri dari berbagai durasi dan suhu yang diberikan untuk periode yang berbeda

Infrared Radiation Curing

Perawatan pada beton lainnya yang dapat dilakukan adalah perawatan dengan menggunakan sinar infra merah, yaitu dengan melakukan penyinaran selama 2-4 jam pada suhu 90°C. hal tersebut dilakukan untuk mempercepat penguapan air pada beton mutu tinggi. Selain itu ada pula perawatan hidrotermal (dengan memanaskan cetakan untuk beton-beton pra-cetak selama 4 jam pada suhu 65°C) dan perawatan dengan karbonisasi.

Perawatan beton dengan inframerah. Radiasi umumnya dilakukan dengan aplikasi inframerah. Untuk beton, dalam metode ini. Kekuatan beton dapat diperoleh lebih cepat dibandingkan dengan metode perawatan uap. Temperatur tinggi awal yang diberikan pada beton, tidak menyebabkan penurunan kekuatan ultimit. Metode perawatan ini umumnya diadopsi untuk perawatan produk beton berlubang. Pemanas ditempatkan di ruang berongga yang disajikan dalam produk beton. Operasi normal, suhu metode ini sekitar 90 derajat Celcius.

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

METODE PELAKSAAN

 

1. Perendaman dengan air tawar selama 26 hari.

2. Dibiarkan di dalam ruangan tertutup tanpa perawatan selama 27 hari

3. Dibiarkan di luar ruangan tanpa perawatan selama 26 hari.

4. Diletakkan di luar ruangan dengan penyiraman pagi dan siang selama 3 hari

5. Diletakkan di luar ruangan dengan penyiraman pagi dan siang selama 14 hari

6. Diletakkan di luar ruangan dengan penyiraman pagi dan siang selama 26 hari

7. Diletakkan di luar ruangan, ditutup dengan karung goni dan disiram setiap pagi dan siang selama 3 hari

8. Diletakkan di luar ruangan, ditutup dengan karung goni dan disiram setiap pagi dan siang selama 14 hari

9. Diletakkan di luar ruangan, ditutup dengan karung goni dan disiram setiap pagi dan siang selama 26 hari

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

ANALISA DAN PEMBAHASAN

 

Setelah mencapai umur rencana maka dilakukan pengujian kuat tekan beton pada umur 28 hari dan 56 hari. Pengujian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kuat tekan beton dari beberapa metode perawatan dan beton yang tidak dirawat.

Hasil uji kuat tekan beton pada umur 28 hari menunjukkan bahwa beton yang dirawat dengan cara direndam dalam air (V1) masih memiliki nilai kuat tekan rata-rata tertinggi yaitu sebesar 31,3 MPa. Mendekati kuat tekan rata-rata V1 adalah beton yang tidak dirawat dengan perlakuan diletakkan di luar ruangan tanpa perawatan (V3) dengan kuat tekan rata-rata 28,6 MPa. Nilai kuat tekan terendah pada umur 28 hari dihasilkan oleh beton yang dirawat dengan perlakuan diletakkan di luar ruangan, lalu ditutup karung goni, dan disiram pagi, siang selama 3 hari (V7) yaitu sebesar 22,6 MPa.

Pengujian kuat tekan beton umur 56 hari bertujuan untuk melihat perkembangan kekuatan umur beton yang dipengaruhi oleh metode perawatan, untuk umur 56 hari beton sudah mendapatkan pengaruh cuaca, suhu dan pengaruh alam lainnya. Pada umur 56 hari kekuatan beton beton yang tidak dirawat mulai mengalami penurunan kekuatan, sedangkan beton yang dirawat baik yang direndam, disiram dan ditutupi karung goni mengalami peningkatan kekuatan pada umur 56 hari. Beton-beton yang dirawat dapat mencapai lebih dari 30 MPa. Membandingkan kuat tekan beton rata-rata untuk umur 28 hari dan 56 hari bertujuan untuk melihat perkembangan kekuatan beton secara menyeluruh. Gambar 7 menunjukkan data perbandingan kuat tekan beton, semua beton yang tidak dirawat memiliki kekuatan dibawa beton yang dirawat baik dengan perendaman, penyiraman dan penutupan dengan karung goni basah. Selisih kuat tekan antara beton yang dirawat terhadap beton yang tidak dirawat

Semua beton yang dirawat mengalami kenaikan kekuatan dari umur 28 hari ke umur 56 hari sedangkan beton yang tidak dirawat mengalami penurunan kekuatan seiring bertambahnya waktu. Beton yang tidak dirawat yang terletak diluar ruangan (V3) penurunan kekuatannya lebih kecil dibandingkan dengan tidak dirawat diluar ruangan karenan yang diluar ruangan masih memungkinkan mendapat perawatan alami dengan air hujan. Gambar 7 menunjukkan bahwa nilai negatif yang berada dibawah titik nol terjadi pada beton yang tidak dirawat didalam ruangan (V2) dan tidak dirawat diluar ruangan (V3). Nilai positif menunjukkan kenaikan kuat tekan dari umur 28 hari ke 56 hari.

Beton yang direndam dengan air menunjukkan peningkatan terendah (6,85%). Selanjutnya beton dengan perawatan penyiraman mengalami peningkatan kekuatan dengan semakin lamanya waktu penyiraman dari 3 hari, 14 hari dan 26 hari. Peningkatan kekuatan yang terbesar adalah perawatan dengan penutupan dengan karung goni dan disiram air, peningkatan kekuatan juga besar sesuai dengan waktu penyiraman 3 hari, 14 hari, dan 26 hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perawatan dengan menutup beton dengan karung goni dan dilakukan penyiraman rutin memberikan kekuatan yang semakin tinggi dengan bertambahnya waktu (durability). Kemungkinan terjaganya kestabilan temperatur, dan perubahan kelembaban di dalam maupun di luar beton karena beton terjaga dari kontaminasi pengaruhi luar sedangkan proses hidrasi dapat berjalan baik dengan melakukan penyiraman teratur. Di lapangan kedua metode perawatan dengan penyiraman dan penutupan karung goni basah dapat dilakukan, selain menjaga mutu beton juga meningkatkan kekuatan beton dengan bertambahnya umur beton, sedangkan perawatan perendaman beton cocok dilakukan di laboratorium.

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

PENUTUP

 

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kuat tekan optimum pada umum 28 hari dihasilkan oleh beton dengan perlakuan perawatan perendaman dengan air tawar yaitu sebesar 31,3 MPa.

2. Beton dengan perlakuan diletakkan di luar ruangan tanpa perawatan memiliki nilai kuat tekan tertinggi kedua yaitu sebesar 28,6 MPa.

3. Nilai kuat tekan beton yang dirawat dengan penyiraman dan ditutup karung goni untuk pengujian 28 hari masih di bawah kuat tekan beton yang tidak dirawat.

4. Perubahan signifikan untuk kekuatan beton yang dirawat terjadi pada umur 56 hari dan beton yang tidak dirawat mengalami penurunan kekuatan sampai 19%.

5. Kenaikan optimum terjadi pada beton yang dirawat dengan ditutup karung goni dan disiram rutin selama 3 hari sebesar 27,84%.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

https://youtu.be/qkDP74CMW7E, Diakses 12 Desember 2021. Diakses dari

https://youtu.be/5mwa3-1wN0g, Diakses 12 Desember 2021. Diakses dari

https://youtu.be/2eRlzZHZD7s, Diakses 12 Desember 2021. Diakses dari

https://youtu.be/L5yNeTcDdDQ, Diakses 12 Desember 2021. Diakses dari

https://youtu.be/ZOfpI5DgMrY, Diakses 12 Desember 2021. Diakses dari

https://youtu.be/Od-ZlH2f0Bg, Diakses 12 Desember 2021. Diakses dari

https://id.scribd.com/embeds/141384163/content?start_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf, diakses tanggal 06 Desember 2021

http://bayugembell.blogspot.com/2011/04/metode-perawatan-beton-curing.html, Diakses tanggal 06 Desember 2021

https://asiacon.co.id/blog/ilmu-sipil/curing-beton, Diakses tanggal 06 Desember 2021

https://www.hilongeotextile.com/tujuan-dan-metode-perawatan-beton-curing/, Diakses tanggal 06 Desember 2021

https://www.aboutcivil.org/curing-of-concrete-types-methods.html, Diakses tanggal 06 Desember 2021

 

Iwan Candra, Agata, dkk, 2020, Kuat Tekan Beton Fc’ 21,7 Mpa Menggunakan Water Reducing And High Range Admixtures, Vol. 5, No. 1, Hal. 330

Ian Heritage, 2001, Direct Electric Curing Of Mortar And Concrete, Hal. 4 United Kingdom

J.D McIntosh, 2016, Electrical curing of concrete, Rice Univercity

Medianto, Antonius, dkk, 2018, Pemulihan Kuat Tekan Beton Ringan Berserat Aluminium Pasca Bakar Dengan Variasi Waktu Water Curing, Vol. 1, No. 2, Hal. 90

Ocsen, Georgous, dkk, 2014, Pengaruh Dimensi Benda Uji Terhadap Kuat Tekan Beton, Vol. 2, No. 7, Hal. 344

Supriani, Fepy, dkk, 2017, Pengaruh Metode Perlakuan Dalam Perawatan Beton Terhadap Kuat Tekan Dan Durabilitas Beton, Vol. 9, No. 2, Hal. 50-54

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGUJIAN GRAFIK TEGANGAN – REGANGAN SEBENARNYA DAN SIFAT MEKANIK DARI GRAFIK UJI TARIK

Pengujian Bending Transversal

Laporan Praktikum Tensile Test